Rabu, 23 Mei 2012

ibu



Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah
Seperti udara kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas . . . . . . . . . . . .
Ibu . . . . . . . . . . . . . ibu . . . . . . . . . . . . .

Ingin kudekap dan menangis dipangkuanmu
Sampai aku tertidur bagai masa kecil dulu
Lalu do'a-do'a baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas . . . . . . . . . . . . . . .
Ibu . . . . . . . . . . . . . ibu . . . . . . . . . . . . .








Ibuku adalah penopang dikala aku rapuh, rujukan dikala semuanya suram. Hanya tangisku sebagai saksi atas rasa cintaku padanya.
Dalam setiap malam ada doa yang kupanjatkan pada Sang Maha Kuasa untuk ibu.
“Berilah ibu balasan yang sebaik-baiknya atas didikan dan kasih sayang yang ibu limpahkan untukku. Lindungi dan peliharalah ibu sebagaimana ibu melindungi dan memeliharaku. Ya Tuhan, setiap penderitaan yang telah ibu rasakan akan Engkau perhitungkan untuk memberkatinya. Dalam tangan-Mu yang agung. Aku menyerahkan ibuku ke pada-Mu yang telah menciptakanku dan Ibu dari debu tanah. Amin.”

Tidak ada komentar: